Adu Kesaktian Siluman

BOLA206 – Prabu Siliwangi konon pernah dilawan oleh seekor rusa. Jauh sebelum Prabu Siliwangi dinobatkan menjadi raja Kerajaan Pajajaran,

peristiwa tersebut terjadi saat ia masih muda. Menurut legenda, Prabu Siliwangi muda memilih untuk mengusir rusa tersebut karena sering mengganggunya.

Rara Sigir, istri Prabu Siliwangi sendiri, awalnya menentang rencana Prabu Siliwangi untuk mengusir rusa tersebut. Sang istri khawatir Prabu Siliwangi muda akan dilukai oleh rusa tersebut.

Karena menurut cerita, rusa tersebut tidak ada tandingannya pada saat itu dan memiliki kemampuan supranatural yang kuat.

Menurut legenda, Prabu Mundingkawati berhasil dikalahkan oleh rusa tersebut, sehingga membuat istri Prabu Siliwangi khawatir suaminya akan menderita.

Prabu Siliwangi muda kemudian menyikapi kekhawatiran Rara Sigir dengan menyatakan bahwa hal tersebut akan ia lakukan demi menjaga bangsa, sebagaimana tertuang dalam buku

“Waosan Babad Galuh dari Prabu Ciungwanara hingga Prabu Siliwangi: Naskah Kraton Kasepuhan Cirebon” yang diterjemahkan oleh Amman N. Wahju.

Prabu Siliwangi berkata kepada istrinya, “Hidup seorang lelaki adalah berlian ketika ia mati demi melindungi negaranya. Apa lagi yang bisa dicarinya?

Bukankah tindakan itu memberinya akses ke surga yang indah di masa depan?” Istri Prabu Siliwangi tidak dapat lagi menghalangi tekadnya yang teguh.

Ia hanya membawa busur dan anak panahnya dan pergi tanpa pengawalan. Ia berangkat untuk menghadapi bahaya yang ada di depan.

Makhluk berbentuk rusa yang dikenal sebagai Kyan Manjangan Gumulung sudah bersiap untuk menghadapi kecemerlangan Prabu Siliwangi ketika ia tiba.

Adu Kesaktian Siluman Rusa Melawan Prabu Siliwangi Muda

Meskipun diserang, Siliwangi berhasil lolos seolah-olah ia hanya menargetkan bayangan.

Setelah itu, ia membalas terhadap Manjangan Gumalunggung dengan melepaskan anak panahnya dan memukulnya dengan tongkat hingga rusa itu akhirnya roboh dan binasa.

Manjangan Gumaringsing, putranya, kemudian datang untuk membelanya dengan pasukannya.

Namun senjata Manjangan Gumaringsing, Siliwangi, langsung menyambutnya. Setelah dipukul oleh senjata, ia terlempar ke udara dan berubah wujud menjadi manusia.

Manjangan Gumaringsing kemudian segera datang untuk menyerah dan memberi penghormatan kepada Siliwangi.

Ketika para menak dan kuwu melihat kemampuan luar biasa tuan mereka, mereka tercengang. Manjangan Gumaringsing telah menyerah dan melayani Prabu Siliwangi,

yang telah berhasil merebut kembali puri setelah kota-kota itu ditinggalkan selama sebelas tahun. Ia menerima tempat yang seharusnya di Gunung Galunggung setelah diampuni.