Tradisi Sapu Koin

BOLA206 – INDRAMAYU: Dengan tradisi sapu koin yang khas, Jembatan Sewo di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi pusat perhatian di tengah hiruk pikuk arus mudik Lebaran.

Berbekal sapu lidi, para tukang sapu koin berlomba-lomba mengumpulkan koin yang dilempar para pengemudi di atas jembatan. Sayangnya, meski tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini memiliki banyak manfaat, ada risiko yang menyertainya.

Kapolsek Sukra, IPDA Nanang Dasuki, menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya membujuk para tukang sapu koin agar tidak melakukan praktik tersebut.

“Kami sudah mendatangi atasan mereka dan memohon agar mereka tidak melakukan sapu koin karena membahayakan pengemudi. Agar mereka bisa pulih di rumah, kami juga sudah memberikan uang dan dukungan,” kata Nanang, Senin, 24 Maret 2025.

Namun, tampaknya permintaan tersebut belum mendapat perhatian yang cukup. Selain itu, polisi juga telah melayangkan surat imbauan tertulis yang berisi sanksi bagi para pelempar koin.

“Di pinggir jalan, kami sudah pasang brosur. Kemungkinan mereka (tukang sapu koin) akan berkumpul lagi di kemudian hari karena kami juga sudah bekerja sama dengan pihak terkait,” kata Nanang.

Namun, tukang sapu koin Mastirah mengaku peruntungannya tahun ini tidak seberuntung tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, ia tetap bersyukur karena bisa berbuka puasa bersama keluarga dengan uang hasil menyapu koin.

“Yang melempar koin masih belum banyak, jadi belum dikemas. Dari subuh sampai siang, saya hanya dapat sekitar Rp20.000. Kalau seharian, saya baru dapat Rp25.000. Tapi untungnya bisa saya gunakan untuk berbuka puasa,” katanya.

Menurut sejumlah sumber, kebiasaan tukang sapu koin ini tak lepas dari kisah sungai di bawah Jembatan Sewo yang konon menjadi tempat tinggal arwah kakak beradik Saedah dan Saeni yang meninggal di jembatan tersebut.

Seorang penari ronggeng Pantura bernama Saeni menjelma menjadi seekor buaya. Alhasil, para pengendara yang melempar atau memberikan “saweran” di Jembatan Sewo dianggap aman.