BNPB Catat 29

BOLA206 – Jakarta, Abdul Muhari, Kepala Departemen Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, mengatakan, pihaknya mengamati 29 kejadian hidrometeorologi selama periode 20-21 Maret 2025. Berdasarkan peristiwa-peristiwa tersebut di atas, 15 Bencana kata Abdul mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat umum.

Sesuai ucapan Abdul pada Jumat (21/3/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 29 periode bencana hidrometeorologi mulai 20/3) pukul 07.00 WIB hingga 21/3) pukul 07.00 WIB.”

Berbeda dengan angin puting beliung lainnya di Kabupaten Lombok Tengah, NTB umumnya terdapat pada 80 KK atau 320 jiwa. Asesmen dan koordinasi dengan pihak terkait telah diselesaikan oleh BPBD Kabupaten Lombok Tengah.

Di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur juga terdapat musibah angin kencang yang mengakibatkan 13 KK terdampak dan 1 orang mengalami ringan. Mereka menyebutkan bahwa korban luka telah mendapat nasehat medis.

Empat KK terdampak, satu orang keliling dunia, dan dua orang luka ringan semuanya tewas akibat angin kencang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Korban luka telah dikirim ke rumah sakit untuk tinggal lebih lama, tambahnya.

Sebaliknya banjir di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, mengakibatkan 49 KK atau 189 dampak jiwa. Sampai dengan tanggal 31 Mei 2025, status bencana hidrometeorologi telah ditetapkan, debit Sungai air masih tinggi, dan pemeliharaan terus dilakukan.

Selain kejadian baru, BNPB juga memberikan informasi beberapa kejadian bencana lainnya. Meski sebagian besar lokasi sudah tercakup, Banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, masih mencakup beberapa wilayah. Berdasarkan data, saat ini terdapat 14.900 terdampak dan 35 masih mengungsi.

Dua orang tewas akibat Banjir dan Longsor di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Satu hilang dan dua ratus dua puluh jiwa mengungsi. Sebaliknya, banjir masih terjadi di 22.286 KK di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

BNPB Catat 29 Kejadian Bencana

Banjir di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah saat ini memiliki 3.849 anak dengan tinggi kepinggian udara sekitar 35 hingga 85 cm, imbuhnya.

Sebaliknya, 4.796 jiwa mengungsi di Flores Timur disebabkan oleh letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki. Mereka ingin masyarakat berada di tempat yang aman dan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 Maret 2025 yang disertai dengan kerikil dan hujan abu di beberapa desa sekitar.

Lebih lanjut, BNPB menghimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hidrometeorologi, terutama angin kencang yang diperkirakan terjadi di beberapa daerah.