Karomah Sunan Gunung

Karomah Sunan Gunung Jati

BOLA206 – Menurut legenda, pasukan Kalang memberontak pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati. Di Cirebon, pemberontakan Patih Genden berhasil mengalahkan Sunan Gunung Jati. Menurut laporan, pasukan pemberontak saat itu bahkan telah menyiapkan persenjataan lengkap hingga ke Karang Getas.

Sunan Gunung Jati tetap tenang setelah mengetahui pemberontakan itu. Sunan Gunung Jati kemudian mulai menunjukkan pesonanya sebagai seorang waliyullah. Kharisma wali ini sempat mengusik pasukan Kalang.

Saat pasukan Kalang hendak memasuki wilayah Sunan Gunung Jati, mereka diduga mengalami kejadian yang tidak masuk akal. Senjata laras panjang dan tajam milik pasukan pemberontak itu pun hancur saat itu juga. Secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas, senjata-senjata itu pun hancur.

Terjemahan Amman N. Wahju dari “Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga” mengisahkan bagaimana pesona Sunan Gunung Jati membuat persenjataan Pasukan Kalang mengalami peristiwa yang tidak terduga. Sejak saat itu, lokasi kejadian tersebut dikenal sebagai Karang Getas.

Arya Punglu mempertahankan sebuah Jagabayan, atau pos jaga, yang didirikan di Carbon, atau yang dikenal sebagai Cirebon, untuk menangkis serangan musuh dan pemberontak lainnya. Ia berasal dari Demak dan terkenal karena tutur katanya yang jenaka.

“Hai, Dipati Kafir, sudah saatnya kau dan kawan-kawanmu mengucapkan kalimat syahadat yang agung,” kata Arya Jagabayan seraya langsung mengucapkan Syahadat kepada orang-orang kafir itu. Dipati Geden tak kuasa menolak.

Kemudian, di bawah arahan Arya Punglu, ia dan seluruh pengikutnya mengucapkan kalimat syahadat dan menjadi muslim. “Hai Arya Genden, sekarang kau telah menjadi abdi Sinuhun Purba (Sunan Gunung Jati),” kata Arya Punglu kepada Patih Genden. Kau harus menuruti kemauan Sinuhun Jati dan menaati semua perintahnya, baik yang merah maupun yang kuning.