Advertisement

Penulis Nagarakretagama Sejarah Majapahit Harus Mengungsi ke Lereng Gunung Akibat Hinaan Bangsawan

Penulis Nagarakretagama Sejarah

BOLA206 – Menurut legenda, pengarang Kakawin Nagarakretagama yang mengisahkan sejarah Kerajaan Majapahit itu harus mengasingkan diri ke sebuah bukit untuk menyelesaikan karyanya.

Pada masa Hayam Wuruk, Mpu Prapanca, pengarang Kakawin Nagarakretagama, adalah seorang dharmmadyaksa kasogatan, atau pemuka agama.

Setiap agenda perjalanan Hayam Wuruk ke berbagai tempat yang menjadi kewenangannya selalu didokumentasikan olehnya. Salah satunya adalah ketika Mpu Prapanca ikut serta dalam perjalanan raja ke Lumajang.

Pada tahun 1281 Saka, atau sekitar bulan Agustus hingga September 1359 M, perjalanan keliling Lumajang itu dilakukan pada bulan Badra.

Sedangkan menurut dokumen sejarah, Kakawin Nagarakretagama selesai pada bulan Aswina tahun 1287 Saka, atau sekitar bulan September hingga Oktober 1365 M. Enam tahun telah berlalu sejak perjalanan keliling Lumajang hingga berdirinya Nagarakretagama.

Menurut buku “Tafsir Sejarah Nagarakretagama” karya sejarawan Prof. Slamet Muljana, banyak hal yang dapat terjadi dalam enam tahun tersebut yang dapat menyebabkan pendapat seorang pejabat berubah.

“Semoga raja senang menerimanya dan mengingat penciptanya yang telah lama tekun menciptakan kakawin,” demikian bunyi baris ke-4 pupuh 94/2.

Penegasan ini dengan tegas menunjukkan bahwa pengarang Nagarakretagama pada tahun 1365 tidak lagi dekat dengan Hayam Wuruk atau Prabu Rajasanagara.

Pernyataan tersebut tidak akan berarti apa-apa jika ia masih tinggal di keraton sebagai dharmmadyaksa kasogatan.

Baris ke-3 pupuh 12/1 Nagarakretagama menyatakan bahwa Rengkanadi adalah dharmmadyaksa kasogatan. Di sebelah selatan, ia tinggal di luar benteng keraton.

Hyang Brahmaraja yang tinggal di luar benteng istana sebelah timur adalah dharmmadyaksa kasaiwan.

Ketika Mpu Prapanca menulis kakawin Nagarakretagama pada tahun 1365, ia tidak lagi dianggap sebagai dharmmadyaksa kasogatan, sebagaimana yang tersurat maupun tersirat di sini.

Pengarang Nagarakretagama tinggal di Desa Kamalasana, yakni di lereng gunung, sebagaimana yang diceritakan dalam Pupuh 95/3.

Menurut pupuh, kehidupan pengarang Nagarakretagama di desa itu tidak mengenakkan. Ia murung dan kesepian. Para sahabatnya yang dulu telah melupakannya dan enggan untuk mengunjunginya.

Penulis Nagarakretagama Sejarah Majapahit Harus Mengungsi ke Lereng Gunung

Kata-kata manis tak lagi terdengar darinya, dan ia merasa kehilangan arah. Disebutkan bahwa hinaan dari para bangsawan atau orang-orang yang bergelar dyah menjadi alasan untuk meninggalkan kota metropolitan yang ramai itu.

Sebenarnya, pupuh tersebut juga menjelaskan tentang rumah atau pertapaannya, yang terletak di Kamalasana, 15 di lereng gunung.

Kini terbukti bahwa Dang Acarya Nadendra, seorang mantan pemuka agama Buddha, menulis kakawin Nagarakretagama di Desa Kamalasana antara bulan September dan Oktober 1365.

Pada saat itu, sang pengarang telah menjadi seorang pertapa. Mengingat betapa jauhnya letak komposisi tersebut dari kota, dapat dimengerti bahwa Nadendra tidak menyangka kakawinnya.

Tujuannya semata-mata untuk memuji Hayam Wuruk dan mendoakannya agar dapat terus memerintah negara.

BACA JUGA : WNI di Minnesotta Dicabut Visanya dan Ditahan Badan Imigrasi AS, Kemlu RI Lakukan Pendampingan Hukum

Bonus Member Baru Slot Games 100% (Max Bonus 100rb)
syarat : minimal deposit 100rb & TO x15

Bonus Deposit Harian 10% (Max Bonus 200rb)
syarat : minimal dp 50rb & TO x3

Bonus Cashback 5%
syarat : Minimal Kekalahan 500rb (khusus game slot, sportbook, sabung ayam, casino games)

Bonus Rollingan 1%
syarat : Minimal Rollingan 1jt (khusus Live Casino)

Bonus Referral 2,5%
syarat : Minimal Kekalahan Teman 500rb (totalan dari all game)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *